
Murid SD dari Desa batu Busuk, Sumatera Barat berangkat sekolah dengan manantang maut
Unic29.com - Siapapun tahu bahwa masa depan bangsa
ditentukan oleh generasi penerus. Tetapi generasi penerus bangsa ini
berangkat sekolah dengan menantang maut. Murid-murid SD di Padang,
Sumatera Barat berangkat sekolah sambil mempertaruhkan nyawanya, dan
menjadi sorotan dunia. Seperti yang dilansir berita2.

Murid SD dari Desa Batu Busuk meniti seutas kawat dengan ketinggian 30 meter untuk bisa sampai ke sekolahnya
Para petinggi negeri ini boleh bekoar-bekoar dengan bangganya
menyatakan bahwa pembangunan Indonesia sangat pesat, kenyataan potret
bangsa di mata bangsa lain adalah bangsa yang mengabaikan rakyatnya. Itu
tergambar dalam foto-foto yang disiarkan media terbesar di Eropa,
dailymail edisi Rabu (7 November 2012).

Murid SD dari Desa Batu Busuk hati-hati meniti kawat untuk menyeberangi sungai agar tidak terjatuh
Dailymail menulis, “Jika Anda berpikir bahwa anak-anak ke sekolah
adalah tugas. Tatapi orang tua dari anak-anak ini harus berpikir bahwa
anak-anaknya harus menjaga kesimbangannya pada kawat setinggi 30 meter
di atas sungai yang mengalir agar tidak terlambat masuk kelas.”

Murid SD dari Desa Batu Busuk, Sumatera Barat kelelahan dan berusaha beristirahat di titian kawat
Murid sekolah yang tinggal di desa Batu Busuk di Sumatera Barat ini,
selain meniti sebatang kawat di atas sungai, juga harus berjalan sejauh
tujuh mil melalui hutan lebat menuju sekolahnya di ke di kota Padang.

Murid wanita juga berjuang meniti seutas kawat untuk bisa menyeberang sungai menuju sekolah dari Desa Batu Busuk, Sumatera Barat
Mereka harus menyeberangi sungai lokal seperti pemberani sejak
jembatan gantung runtuh dalam hujan lebat lebih dari dua tahun yang
lalu.

Mereka
yang tidak berani menyerang sendirian terpaksa beramai-ramai walaupun
dengan resiko kawat akan putus karena beratnya beban. Itu merupakan
pemandangan sehari-hari di jalan penghubung Desa Batu Busuk, Sumatera
Barat
Seorang fotografer Igoy Fitra Yogi, 31, menggambarkan bagaimana
anak-anak berani menghadapi cedera dan kemungkinan kematian karena
tenggelam sehingga mereka bisa sampai ke sekolah.
Dia berkata: “Anak-anak ini harus berjuang untuk mengejar kawat baja menyeberangi sungai untuk sampai ke sekolah.
“Mereka menjaga keseimbangan mereka dengan perlahan berjalan di
kawat. Sementara beberapa anak yang takut jatuh, terpaksa seragamnya
mereka basah saat menyeberangi sungai.

Mereka
yang tidak berani meniti kawat harus menyeberang melalui dalam sungai
dengan risiko pakaian seragam basah. Itulah perjuangan murid SD dari
Desa batu Busuk, Sumatera Barat untuk memenuhi kewajibannya sebagai
generasi penerus bangsa
“Kalau sedang musim hujan, banyak anak-anak memutuskan untuk tidak
pergi ke sekolah karena takut hanyut. Kadang-kadang banyak orang tua
menemani anak-anak mereka di atas kawat, sehingga mereka yakin mereka
lebih aman.” Orang-orang dipaksa untuk menyeberangi sungai dengan cara
ini karena kurangnya akses jalan ke desa.

Orang
tua yang anaknya masih terlalu kecil untuk meniti kawat dan takut
menyeberang sungai, terpaksa menggendong anaknya untuk bisa sampai ke
sekolahnya dari Desa batu Busuk, Sumatera Barat
Pada bulan Juli, banjir bandang melanda Sumatera Barat, menewaskan
delapan orang dan menyebabkan lebih dari 250 orang kehilangan rumah.
Daerah yang dilanda bencana itu termasuk Batu Busuk dan Padang.

Meniti
kawat dan menyeberangi sungai sama bahayanya, bila tiba-tiba datang
banjir maka pasti akan terseret. Tapi tugas mereka harus tetap berangkat
ke sekolah demi masa depan bangsa ini. Itulah perjuangan anak-anak
sekolah dari Desa Batu Busuk, Sumatera Barat
Foto-foto anak berangkat sekolah menantang maut bukan kali ini saja
menghebohkan dunia. Beberapa waktu lalu, foto-foto anak sekolah di
Banten yang dijuluki sebagai Indiana Jones menyeberangi jembatan. Juga
kisal anak-anak di Jawa Barat. Tentu akan menyesul yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar